Wartawan itu profesi yang bersifat powerfull, having great power or strength, Dalam konteks demokrasi dan politik, wartawan menjadi bagian dari kekuatan keempat (forth estate) setelah, eksekutif, legislatif, yudikatif.
Tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) wartawan dalam menginformasikan berbagai peristiwa (to inform), mendidik publik (to educate), menghibur orang banyak (to entertaint), dan melakukan pengawasan sosial (social control) menjadikan wartawan menjadi salah satu profesi yang terhormat, disegani, namun juga berisiko.
Ironisnya, power and strength itulah banyak orang, dengan modal kartu pers minim keterampilan jurnalistik, menjadikan profesi wartawan sebagai kedok untuk nyari duit.
Wartawan yang menyalahgunakan profesi berarti, melanggar kode etik dan profesionalitasnya. Ia harus mendapatkan sanksi oleh media tempatnya bekerja dan/atau oleh organisasi profesinya.
Dijelaskan Dewan Pers dalam buku pers berkualitas, menurut Leo, saat ini ada empat golongan wartawan yang harus disikapi berbeda oleh masyarakat, sebaai berikut:
1. Wartawan yang menolak amplop.
Baca juga:
Ustadz Abdul Somad: Cara Bersyukur
|
Mereka beranggapan menerima amplop bertentangan dengan fungsi yang dijalankannya. Ini jenis wartawan profesional yang menaati Kode Etik Jurnalistik.
2. Wartawan yang menerima amplop.
Mereka beralasan perusahaan persnya tidak memberi gaji yang mencukupi.
3. Wartawan yang memperalat pers untuk mendapat uang.
Banyak dari golongan ini yang membuat penerbitan pers hanya untuk menjadi alat pemeras narasumber saja.
4. Wartawan gadungan yang hanya mengejar amplop.
Lalu anda wartawab jenis apa .. ?
Sebutannya beragam, seperti CNN (Cuma Nanya-Nanya), WTS (Wartawan Tanpa Suratkabar), Muntaber (Muncul Tanpa Berita), atau Wartawan Bodrex.
Profesi wartawan itu, berdasarkan media yang di kilikinya seperti, Wartawan Media Cetak - surat kabar, tabloid, majalahWartawan Media Penyiaran - radio & televisiWartawan Media Online - situs berita, media siber.
Wartawan Kantor Berita - Press News Agency. Wartawan Media Internal - Corporate Journalist; wartawan media internal humas.
Wartawan berdasarkan struktur organesasi media atau manajemen redaksi,
Pemimpin Redaksi (Pemred) merupakan pemimpin para wartawan di sebuah media. Disebut juga Editor in Chief atau Chief Editor.
Editor - penyeleksi, penilai, penyunting, dan penentu layak muat/layak siar tidaknya sebuah berita yang dibuat reporter.
Disebut juga Redaktur.
Reporter - wartawan lapangan yang bertugas mencari, menghimpun dan menulis berita. Fotografer - wartawan foto. Koresponden - reporter yang bertugas di daerah maupun luar negeri.
Kontributor - wartawan lepas (freelance journalist) yang terikat kontrak dengan sebuah media; wartawan lepas khusus foto disebut paparazi yang biasanya membidik selebritas atau tokoh publik.